Cepat mendengar, lambat berbicara

Meneruskan tradisi berkumpul para Rasul, pada hari Minggu, 25 Nopember 2018, umat Lingkungan Markus 4 berkumpul di rumah Ibu dr. Theresia. Umat yang berkumpul hampir sebanyak tiga puluh (30) orang. Dipimpin oleh fasilitator Bp. Purwoko, umat melakukan diskusi dan berbagi pengalaman/pandangan perihal tema pertama Bulan Keluarga 2018 : Cepat mendengar, lambat berbicara.

Berdasarkan pada Injil Yakobus 1:19-27, terdapat empat (4) pokok pesan penting untuk berkomunikasi antar pribadi secara baik, yaitu :

1.   cepat mendengar,

 

2.   lambat berkata-kata,

 

3.   lambat untuk marah,

 

4.   melakukan  firman

Ketika kita berkomunikasi dengan orang tua, anak, saudara, teman, kita sebaiknya lebih mengutamakan untuk mendengarkan dan memahami hal yang disampaikan oleh pembicara. Jika hendak menanggapi/menjawab, memikirkan baik-baik terlebih dahulu yang hendak dikatakan sehingga meningkatkan keakraban, pengertian, kegembiraan, kebahagiaan, inspirasi, dan motivasi positip.

Dengan demikian, dalam komunikasi kita melakukan firman untuk mengasihi, menjaga kekudusan hidup menurut Roh.

Pada pertemuan itu umat saling berbagi pengalaman komunikasi di tempat kerja, keluarga, saudara, teman. Mengawali diskusi, seorang umat menyampaikan bahwa berkomunikasi di tempat kerja dengan banyak rekan kerja yang beraneka latar belakang sering terjadi beda pendapat dan salah paham. Jika terjadi silang pendapat atau ketersinggungan, perlu menahan emosi agar dapat memikirkan terlebih dahulu apa yang hendak dikatakan sehingga menimbulkan pengertian dan permasalahan dapat diselesaikan. Berbeda berkomunikasi di dalam keluarga, meskipun anggota keluarga sangat dekat / saling mengenal baik, sering komunikasi memerlukan kreativitas. Komunikasi antara orang tua dan anak sering berakhir sunyi alias pertanyaan ditanggapi dengan kata-kata pendek. Seorang umat mengisahkan komunikasinya dengan anaknya yang beranjak dewasa. “Bagaimana kegiatanmu hari ini, nak?” tanya umat tersebut. “Biasa saja,” jawab anaknya lalu sibuk dengan HP-nya.

Sudah menjadi pemahaman umum, jaman sekarang komunikasi selain dapat dilakukan secara langsung berhadapan muka dapat juga dilakukan dengan menggunakan HP. Menghadapi perubahan jaman, biasa disebut era Industri 4.0, kita perlu menyesuaikan dan memahami cara baru. Komunikasi yang baik dapat dilihat dari kedekatan fisik pun baik juga jika hanya terlihat dari kedekatan batin. Secara fisik mungkin berjauhan dan sunyi/tidak ada kata-kata, namun jika terjadi sesuatu/diperlukan maka antar pribadi tetap dapat saling mengerti/membantu. Demikian kira-kira pendapat Bapak Yoseph Madya dan Bapak Sukadi.

Bila disimpulkan, komunikasi jaman sekarang dapat dalam bentuk pertemuan langsung atau video call dengan suara dan kata-kata atau komunikasi dalam pertemuan sunyi virtual gadget dengan rame ketikan huruf-huruf, ikon, stiker, foto dan video. Bagaimanapun bentuk komunikasi, yang terpenting adalah sabar dan memikirkan baik-baik apa yang hendak dikatakan/ dituliskan. “Dengan sabar kita dapat mengendalikan diri untuk tahan emosi dan berhati-hati memikirkan untuk mengatakan/menuliskan sesuatu agar menimbulkan pengertian, keakraban, kegembiraan bahkan pencerahan,” jelas Bapak Setyoko senada dengan Bapak Meyanto.

 

Yosephine D.M.W./Markus 4

admin

"Hidup ini seperti pensil yang pasti akan habis, tetapi meninggalkan tulisan-tulisan yang indah dalam kehidupan"

You may also like...

Paroki Jagakarsa

Paroki Jagakarsa