JUMAT PENUH KEAGUNGAN: CINTA YANG SEHABIS-HABISNYA DI KAYU SALIB

I don’t know how to love him
What to do, how to move him
I’ve been changed yes really changed
In these past few days when I’ve seen myself
I seem like someone elseI don’t know how to take this
I don’t see why he moves me
He’s a man he’s just a man
And I’ve had so many men before
In very many ways he’s just one more(Jesus Christ Superstar – Don’t Know How To Love Him)Dalam hidupnya sebagai manusia, Yesus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis serta keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut; dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan. Akan tetapi sekalipun Anak, Ia telah belajar menjadi taat; ini nyata dari apa yang telah diderita-Nya! Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya. Jumat Agung merupakan permenungan panjang bagi kita, yang selama ini mungkin telah berjalan terlampau cepat dalam mengarungi kehidupan ini. Kita diajak untuk hening sejenak dan mengenangkan pengorbanan agung Sang Putera Manusia untuk mengangkat kembali kemanusiaan yang telah meluntur.

Unsur khas perayaan hari ini:
1. Gereja merenungkan sengsara Kristus, menghormati salib-Nya, serta mendoakan keselamatan seluruh dunia dalam doa umat meriah.
2. Suasana ibadat hening, tanpa musik iringan, sejak perarakan masuk
3. Tidak ada Perayaan Ekaristi, jadi tidak ada Doa Syukur Agung,
4. Tetapi ada Perayaan Komuni (hosti yang telah dikonsekrir pada Kamis Putih)
5. Tidak dibuka dengan Ritus Pembuka dan Ritus Penutup.

Renungan kisah sengsara diawali dengan Tuhan Yesus ditangkap di Taman Getsemani, dan selanjutnya Dia dibawa ke depan Anas, Imam Agung. Oleh karena ia tidak dapat memutuskan, maka Yesus kemudian dibawa ke hadapan Pilatus. Tetapi Pilatus tidak menemukan kesalahan apa pun dalam diri Yesus. Namun, orang-orang Yahudi yang disponsori oleh para penatua dan ahli taurat berteriak untuk menyalibkan Yesus. Akhirnya, Yesus harus menerima pengadilan yang tidak adil, Ia tidak bersalah, tetapi Ia dihukum mati.

Tuhan Yesus akhirnya harus memanggul salib menuju Goigota. Di situlah Ia disalibkan bersama dengan dua penjahat di kiri dan kanan-Nya. Di situlah la menyerahkan seluruh hidup-Nya pada Bapa-Nya bagi keselamatan umat manusia, bagi kita semua.

Kita dapat belajar dari sikap Yesus menghadapi penderitaan dan salib. Kita dapat menimba semangat-Nya bagaimana Ia tabah menghadapi salib itu; bagaimana Ia dari puncak salib mengampuni mereka yang menyalibkan dan menghina-Nya. “Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu yang mereka lakukan.” Mereka tahu yang dilakukan yaitu menghukum orang yang tidak bersalah. Tetapi Yesus memintakan ampun pada Bapa-Nya. Itulah pengampunan yang luar biasa! ltulah cinta yang sungguh.

Amor non amantur….itulah Cinta yang telah tidak kita cintai. Namun pengorbananNya sungguh menghidupkan kembali makna cinta yang sejati.

– Tuhan Memberkati –

Isti Nugroho

You may also like...

Paroki Jagakarsa

Paroki Jagakarsa