KELEMAHLEMBUTAN DAN KERENDAHAN HATI MERINGANKAN SALIB KEHIDUPAN

Minggu 05 Juli 2020

Renungan sabda Allah. (Matius 11: 25-30)

TIdak seorang pun tidak mempunyai masalah dalam hidupnya. Semenjak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, sebagai konsekuensi, kaum lelaki keturunan Adam, harus bersusah payah mencari nafkah bagi keluarganya. Untuk kaum perempuan, diberikan hukuman bahwa setiap mereka melahirkan anak, akan timbul rasa sakit luar biasa. Manusia di bumi harus mengalami segala permasalahan hidup dan ini yang dinamakan salib kehidupan. Namun permasalahan atau salib kehidupan ini tidak untuk dibiarkan, melainkan digeluti untuk diselesaikan dengan mencari solusinya. Ada sebuah pepatah yang berbunyi: “Orang yang takut memikul beban hidup akan selamanya memikulnya. Orang yang berani memikulnya akan semakin bertambah kuat, sehingga ia pun merasa nyaman atas segala beban yang ditanggungnya”.

Dalam Injil hari ini, Yesus meminta mereka yang letih lesu dan berbeban berat, untuk datang kepada-Nya dan Ia akan memberikan kelegaan. Yesus meminta siapa saja untuk memikul kuk yang Ia pasang dan belajar daripada-Nya karena Ia lemah lembut dan rendah hati agar mendapat ketenangan, sebab kuk yang Ia pasang enak dan beban-Nya pun ringan. Yesus selama hidup-Nya juga tidak pernah lepas dari penderitaan, sebelum akhirnya memikul salib dalam arti sebenarnya hingga sampai puncak Kalvari. Ia tidak lahir di dalam sebuah rumah tapi di kandang hewan. Ia juga pernah berkata: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” (Mat 8:20). Yesus menjalani semua itu karena Ia mengasihi manusia melalui pengurbanan.

St. Teresa dari Avila berkata: “Cinta adalah ukuran kemampuan kita dalam memikul salib”.

Dalam hidup kita sehari-hari, beban-beban hidup kita itu adalah tugas, kewajiban dan tanggungjawab kita menurut profesi dan karunia talenta kita masing-masing. Kita boleh menamakan semua itu adalah salib-salib kita. Marilah kita melaksanakan semuanya itu dengan rajin dan tulus dan kita persembahkan kepada Yesus sebagai persembahan hidup. Marilah kita pikul salib-salib hidup kita dengan kuk atau gandar yang telah disediakan Yesus sendiri, sehingga akan terasa lebih ringan. Namun janganlah kita sendiri yang membuat beban bagi kita sendiri dan sesama kita, bahkan mereka yang paling dekat dengan kita, karena ucapan, tindakan dan tingkah laku kita terhadap mereka. Untuk itu, bagi siapa saja yang lesu dan berbeban berat, marilah kita belajar dari Yesus sendiri yang lemah lembut dan rendah hati sehingga jiwa kita akan mendapatkan ketenangan. Semoga sabda Yesus ini mengingatkan bahwa kita adalah benar-benar murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Mat 16:24).

Renungan oleh Pak Chris Nugroho

Seksi Katekese PJGRR

 

 

 

You may also like...

Paroki Jagakarsa

Paroki Jagakarsa