MARI MENDENGARKAN DENGAN HATI SABDA TUHAN
Kamis 23 Juli 2020
Renungan Sabda Allah. (Matius 13:10-17)
Dua belas murid yang dipilih Yesus adalah orang-orang biasa; mereka orang-orang dari kalangan rakyat kecil, beberapa dari mereka adalah nelayan dan tidak berpendidikan. Mereka juga bukan orang-orang yang berkepribadian sempurna; ada yang berwatak keras kepala, peragu, emosional dan lain sebagainya. Namun mereka semua spontan menanggapi dengan positif panggilan atau ajakan Yesus untuk menjadi murid-murid-Nya. Meski mereka belum mengerti benar maksud panggilan Yesus, mereka membuka hati sehingga mau menuruti ajakan Yesus. Dalam perjalanan waktu, meski lewat proses jatuh bangun, hati mereka masing- masing semakin terbuka bahwa Allah sungguh-sungguh telah memilih mereka untuk mewartakan Kerajaan Allah. Sebagaimana orang-orang Yahudi pada umumnya, mereka juga menantikan Mesias yang akan diutus Allah datang ke dunia sebagai pembebas bangsa Israel.
Perikop Injil hari ini mengisahkan murid-murid Yesus bertanya kepada-Nya mengapa Ia berbicara dengan perumpamaan kepada orang banyak, tetapi tidak kepada mereka. Yesus menjawab bahwa kepada mereka telah diberikan karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi tidak kepada orang-orang lain. Allah memberikan karunia itu hanya kepada orang-orang yang mau membuka hati untuk mencari tahu siapa Allah sebenarnya. Oleh sebab itu Yesus menyebut mereka berbahagia. Sedangkan orang-orang lain, terutama orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, tidak dikaruniai rahasia itu karena mereka merasa telah mengerti. Sekalipun mereka mendengarkan perumpamaan-perumpamaan Yesus, hati mereka tak terbantu untuk menangkap ajaran-ajaran Yesus. Maka sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Seperti nubuat nabi Yesaya, hati mereka telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup.
Abraham adalah bapa kaum beriman bagi kita karena ia dengan kerendahan hati mau mendengarkan sabda Allah dan melakukannya. Imanlah yang membantunya taat pada kehendak Allah meski pun apa yang akan terjadi pada hidupnya sesudah itu belum Ia ketahui dengan pasti. Demikian pula halnya dengan Musa. Ia juga mendengarkan perkataan Allah ketika ia diperintahkan untuk membawa dan membimbing keluar bangsa Israel dari tanah perbudakan Mesir, meskipun ketika itu mengalami keraguan dan kembimbangan. Dalam Perjanjian Baru, pertama-tama Bunda Maria juga mau dengan sungguh-sungguh mendengarkan perkataan Allah melalui Malaikat Gabriel. Meski juga melalui kegalauan hatinya, ia akhirnya mau menanggapi untuk melaksanakan kehendak Allah melalui pesan Gabriel. Masih banyak tokoh, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, yang mau mendengarkan sabda Allah dengan mata dan telinga hati mereka, seperti Ayub, Natanael, Maria Magdalena, St. Yusuf dan lai-lain. Semoga kita mau meneladan para murid Yesus dan tokoh-tokoh tersebut diatas dengan bantuan Roh Kudus sehingga ajaran atau perkataan Yesus bahwa Kerajaan Surga atau Kerajaan Allah sudah dekat atau tinggal di antara kita.
Renungan oleh Pak Chris Nugroho
Seksi Katekese PJGRR