MARI MENJADI HAMBA YANG SETIA
Kamis 07 Mei 2020
Renungan sabda Allah. (Yohanes 13:16-20)
Seorang pembantu rumah tangga yang bekerja keras, rajin, jujur dan taat pada perintah majikannya, adalah pembantu rumah tangga yang baik. Jika ia yang terbaik dari sejumlah pembantu rumah tangga, ia akan disebut pembantu rumah-tangga teladan dan pantas menerima penghargaan. Namun jauh lebih penting dari itu, ialah bahwa ia merasa berbahagia karena mendapat pujian dan disayang oleh majikannya.
Dalam Inji hari ini diceritakan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa seorang hamba tidak akan lebih daripada tuannya atau seorang utusan tidak lebih daripada yang mengutusnya. Para murid diharapkan agar mereka, sebagai utusan-utusan Yesus, hendaknya selalu mendengarkan perkataan Yesus dan melakukan apa yang Ia katakan. Yesus telah memilih mereka menjadi utusan-utusan-Nya untuk mewartakan kabar baik bagi semua orang, seperti Yesus sendiri diutus Bapa-Nya untuk memberitakan kabar baik kepada mereka yang menderita. Yesus sendiri telah merealisasikan perkataan yang Ia kutip dari Kitab Yesaya: “Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara” (Yesaya 61:1).
Gereja Katolik adalah Gereja Apostolik, yang melanjutkan ajaran-ajaran para rasul, yang mereka terima dari Yesus. Kita menerima para rasul dan itu berarti kita juga menerima Yesus dan karena Yesus utusan Allah Bapa, kita juga menerima Allah Bapa. Seperti ke dua belas murid telah dipilih oleh Yesus untuk melanjutkan karya-Nya di dunia ini, kita juga dipilih-Nya untuk tugas perutusan yang sama. Sayang, salah seorang murid-Nya ada yang “mengangkat tumitnya terhadap-Nya”, yaitu Yudas Iskariot. Ia mengkhianati Yesus. Semoga kita yang telah dipilih Yesus menjadi utusan-utusan-Nya atau hamba-hamba-Nya, sejak kita menerima sakramen baptis, tetap setia serta patuh melaksanakan apa yang Ia perintahkan, dengan keredahan hati.
Untuk menjadi seorang utusan yang baik, seseorang harus mau mendengarkan perkataan pengutusnya dengan baik dan melakukan semua perintahnya dengan baik pula. Ia harus rendah hati terhadap pengutusnya; mengalahkan egonya sendiri sehingga ia akan merasa bahagia. Bila tidak demikian, ia akan seperti Yudas Iskariot yang menentang Yesus. Marilah kita meneladani para murid Yesus yang lain yang mau melanjutkan karya Yesus meskipun harus menghadapi kesulitan dan tantangan dalam hidup, termasuk mengurbankan nyawa seperti Yesus.
Renungan Oleh Pak Chris Nugroho
Seksi Katekese PJGRR