Paroki Modern Yang Berpengharapan
Memasuki usia yang ke-22, Paroki kita tercinta sudah tidak dibilang lagi Paroki usia muda, juga belum menjadi Paroki tua usia, namun usia 22 tahun identik dengan usia remaja dewasa yang sedang tumbuh berkembang dengan berbagai kegiatannya, meskipun baru akan punya gereja sendiri. Usia 22 tahun sebagai anak Paroki Pasar Minggu yang lahir setelah Paroki Pasar Minggu berhasil merenovasi Gerejanya. Paroki kita meski secara geografis ada diujung selatan DKI bersebelahan dengan Propinsi Jawa Barat – Depok dan punya kapel yang bersebelahan dengan Mall besar dan terkenal di Cilandak KKO, apakah termasuk paroki Modern dan Metropolis ?
Seorang tokoh umat kita, yang dulu juga membidangi lahirnya Paroki Jagakarsa mengatakan bahwa Paroki kita ini sedang dalam proses menjadi paroki Modern seiring dengan pertumbuhan sosial – ekonomi dan edukasi masyarakat sekitar Jagakarsa. Kita lihat pertumbuhan dan pembangunan lingkungan,beberapa Perguruan Tinggi besar dan ternama mengepung umat Paroki Jagakarsa dan Perguruan Tinggi itu sebagai motor modernisasi masyarakat dan umat kita.
Masyarakat dan umat kita.Seorang dosen Senior yang juga umat aktif di paroki kita mengatakan bahwa Paroki adalah Kelompok/Persekutuan Umat Beriman dalam batas wilayah tertentu dalam lingkup Keuskupan. Keberadaan Paroki harus sesuai dengan Visi dan Misi Paroki. Visi – Misi umum Gereja adalah mengikuti dan melanjutkan karya Yesus menyelamatkan dan mensejahterakan umat manusia. Sedangkan Visi – Misi yang khusus, disesuaikan dengan masyarakat atau umat paroki setempat. Ada 3 (tiga) bidang kegiatan yang secara aktif telah dilakukan oleh Paroki Jagakarsa yaitu; LITURGIA (mengikuti gerak tahunan liturgi secara cermat dan konsisten, Doa Rosario bulan Maria, pembinaan Misdinar – Koor- Lektor – Prodiakon, dll). KOINONA yaitu keguyuban umat lingkungan dalam misa lingkungan, pendalaman Iman dan Kitab suci, dll. KERYGMA yaitu bermacam macam kegiatan retret, rekoleksi, seminar, ceramah rohani, dll.
Seorang bapak mantan Dewan Paroki pleno yang sekarang menjadi prodiakon mengatakan bahwa suatu paroki dikatakan paroki modern bila tata kelola atau manajemen paroki itu sudah dijalankan secara modern dengan adanya perencanaan pelaksanaan dan evaluasi secara menyeluruh dan konsisten, serta pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. Semakin menguatnya kepemimpinan Kolegial – Partisipatif mulai dari Dewan Paroki, Kategorial hingga Ketua Lingkungan namun tanpa mengurangi kewajiban dua elemen pokok paroki yaitu hirarki dan awam.
Paroki Jagakarsa yang secara Geografis berada di “pinggiran” namun kehadirannya agar menjadi Garam dan Terang Dunia telah diupayakan modern, tidak ketinggalan jaman dan sesuai kebutuhan umat. Para Imam dan awam perintis paroki menata konsep Pastoral Paroki menuju Gereja Umat Allah yang sesuai dengan wawasan Konsili Vatikan II yang didasarkan pada 2 dokumen penting Konsili yaitu Lumen Gentium dan Gaudium et Spes.
Adanya kemajuan Ekonomi, Pendidikan dan Teknologi mendorong perkembangan paroki lebih cepat. Umat yang semakin cenderung responsif dan kritis mendorong Dewan Paroki dan pemuka umat bergandeng tangan lebih cepat dan tanggap terhadap harapan umat. Umat yang modern cenderung lebih mudah menerima perubahan dan berpandangan kedepan. Perubahan dalam keluarga umat mendorong pula para pengurus Gereja meninggalkan cara kerja lama yang dinilai kurang sesuai lagi dengan harapan umat. Ditengah arus modernisasi ini umat membutuhkan penguatan iman pada Tuhan Yesus, Sang Penyelamat. Dengan demikian akan membantu umat Paroki Jagakarsa menjadi umat yang selalu berpengharapan. Semoga.
oleh : Widie Tjahjanto