SETIAP ORANG DIPANGGIL MENJADI PEWARTA GEMBIRA

Senin 31 Agustus 2020

Renungan sabda Allah (Lukas. 4:16-30)

Yesus, seperti nabi-nabi yang hidup sebelum Dia, sering ditolak oleh orang-orang sebangsanya karena seperti biasa, seorang nabi mengkritik kelakuan, sikap hidup, dan moralitas mereka. Tugas para nabi memang menyampaikan pesan Allah kepada masyarakat atau bangsa tertentu yang oleh Allah dipandang menjalani tata cara hidup yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Terkadang karena kritikan nabi itu “to the he point” tanpa tedeng aling-aling, maka banyak orang yang tersinggung dan sakit hati. Demikian juga halnya dengan Yesus yang jadi utusan Allah Bapa; Ia datang ke dunia untuk menyampaikan pesan-pesan Allah Bapa-Nya untuk bangsa Israel karena mereka adalah umat pilihan Allah, tapi telah sering menyimpang dari cara hidup yang dikehendaki Allah.

Namun Yesus tidak peduli dengan reaksi orang-orang Yahudi, terutama orang-orang sekampung halaman-Nya, Nasareth. Diceritakan dalam Injil hari ini bahwa Yesus ditolak dan diusir oleh orang-orang sekampung-Nya yang tidak percaya bahwa Ia adalah Mesias, utusan Allah untuk menjadi penyelamat bangsa Israel. Ironis, sebenarnya orang-orang Israel mengakui bahwa Allah akan mengutus seorang mesias untuk menyelamatkan mereka. Namun kebetulan, kenapa mesias musti Yesus, orang sekampung mereka yang orangtua-Nya adalah Yusuf dan Maria, keluarga tukang kayu. Mereka mengakui kehebatan Yesus dalam membuat mukjizat dan berkotbah karena tidak seperti para nabi-nabi dahulu, namun mereka tidak suka dan tidak dapat menerima kenapa Yesus berasal dari kampung halaman mereka.

Tidak usah-usah jauh-jauh kita mencari untuk mengetahui seperti siapakah orang-orang sekampung Yesus itu? Kenapa mereka sampai sangat membenci Yesus sehingga mereka mengusir-Nya dan akan mencelakakan-Nya? Yesus, karena saking jengke-Nya, sampai menyampaikan kejadian-kejadian yang dia ambil dari Perjanjian Lama, yaitu seorang janda yang bukan bangsa Israel, diselamatkan pada waktu ada bahaya kelaparan, sedangkan janda-janda bangsa Israel sendiri tidak diselamatkan karena mereka tidak percaya pada nabi Elia. Dan hanya Naaman, orang Siria yang menderita kusta yang diselamatkan, sedangkan orang orang lain dari bangsa Israel, yang juga menderita kusta, tidak disembuhkan karena mereka tidak percaya pada Nabi Elisa.

Dalam hal-hal tertentu, kita mungkin juga seperti orang- orang sekampung Yesus itu. Ketika di dalam komunitas atau lingkungan ada seseorang yang menonjol karena berbuat baik bagi sesamanya, kita tidak suka, iri dan merasa kita tidak diperhatikan. Kita mungkin berpikir, kenapa bukan saya yang diperhatikan. Kita bisa menerima orang itu sepanjang dia itu biasa-basa saja, tidak menonjol dan bila perlu kita yang seharusnya lebih menonjol dari pada dia. Allah memilih orang-orang tertentu dan diberi karunia tertentu untuk melakukan kebaikan-kebaikan bagi sesamanya, karena mereka rendah hati, tulus dan penuh kasih kepada sesama, tanpa pamrih. Orang-orang semacam ini adalah “mesias-mesias” yang mewakili Allah dalam menyelamatkan orang lain. Kita semestinya menghargai orang-orang semacam ini. Mereka adalah nabi-nabi yang menyalurkan pesan-pesan Allah dan bila kita sendiri yang dipilih Allah  menjadi “nabi”, janganlah kita putus asa bila banyak orang yang tidak menerima kita. Oleh karena baptisan kita diutus untuk menyampaikan kabar baik kepada sesama.

 

Renungan oleh Pak Chris Nugroho

Seksi Katekese PJGRR

You may also like...

Paroki Jagakarsa

Paroki Jagakarsa