BERIMAN KEPADA ALLAH SEPERTI ANAK KECIL MENGANDALKAN BAPANYA
Sabtu 15 Agustus 2020
Renungan sabda Allah. (Matius 19:13-15)
Selama tiga tahun berkarya Yesus beberapa kali melanggar peraruran-peraturan atau tradisi dalam masyarakat Yahudi yang membatasi hubungan antar pribadi atau orang. Ia berprinsip bahwa Allah mengasihi setiap orang tanpa membedakan-bedakan. Allah juga menginginkan semua orang menjadi anggota satu keluarga besar Allah. Yesus hendak membongkar peraturan-peraturan yang menghambat kasih Allah kepada setiap orang dan antara sesama manusia. Oleh karena itu, untuk misi karya-Nya ini, Ia meninggalkan sanak saudara di kampung halaman-Nya dan membentuk komunitas; mula-mula bersama 12 murid-Nya dan kemudian dengan murid-murid-Nya yang lain. Namun komunitas yang Yesus bentuk bersifat inklusif terbuka kepada semua orang dan tidak menutup diri. Yesus mengajarkan murid-murid-Nya untuk mau menerima siapa saja tanpa membedakan kedudukan dan profesi mereka, tetapi lebih-lebih mereka yang menderita dan terbuang dari masyarakat.
Injil hari ini berkisah tentang anak-anak yang dibawa kepada Yesus agar Ia menumpangkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka. Tetapi para murid Yesus melarang ibu-ibu yang membawa anak-anak itu. Alasannya ialah karena anak-anak tidak selayaknya berada di tempat umum tampil bersama orang-orang laki-laki dewasa. Dan juga karena hukum kekudusan bangsa Yahudi yang melarang seseorang untuk menyentuh orang-orang yang tidak dihargai dalam masyarakat karena dapat menajiskan orang yang menyentuh. Hal ini pernah terjadi satu kali, ketika seorang penderita kusta menyentuh Yesus. Yesus menjadi najis sehingga tidak bisa lagi memasuki kota. Ia harus tetap berada di tempat-tempat sepi (Mrk 1: 4-45). Tapi Yesus menegor murid-murid agar tidak menghalangi anak-anak itu datang kepada-Nya, sambil berkata bahwa orang-orang yang seperti anak-anak itulah yang empunya Kerajaan Surga. Orang-orang yang apa adanya, berpengharapan penuh, bergantung penuh, mudah menerima, tidak berperhitungan serta yang tidak mengandalkan diri sendiri yang layak masuk Kerajaan Surga. Yesus lebih suka pada orang-orang yang berjiwa seperti anak kecil karena mereka lebih mengerti hal-hal tentang hal-hal Kerajaan Allah Bapa. Begitu sukacita-Nya Yesus suatu saat berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil” (Mat 11:25).
Demikianlah, iman kita kepada Yesus hendaklah seperti iman seorang anak yang percaya. Yesus juga menghendaki kita untuk mau menerima ‘anak-anak kecil’, yaitu orang-orang yang dipinggirkan atau disingkirkan dalam masyarakat.
Renungan oleh Pak Chris Nugroho
Seksi Katekese PJGRR