MENGUTAMAKAN YESUS DALAM KEHIDUPAN KITA

Senin 13 Juli 2020

Renungan sabda Allah. (Matius 10:34-11:1)

Seorang perempuan yang sudah mempunyai 6 orang anak dan kebetulan hamil lagi dan menolak untuk menggugurkan kehamilannya lantaran ia berprinsip bahwa tindakan itu adalah dosa dan merupakan pelanggaran atas ajaran iman Katolik, menyebabkan ia dimusuhi oleh ayah ibunya sendiri yang ingin agar ia menggugurkan kandungannya, dengan alasan bahwa anak yang akan lahir itu akan makin membebani ekonomi yang sudah amat berat. Atau seorang yang memutuskan untuk menjadi biarawati, menjadi bahan percecokan dalam sesama anggota keluarganya, karena sebagian menerima dan sebagian lagi menolaknya. Ada banyak lagi contoh kasus tentang orang-orang yang memutuskan untuk mengikuti panggilan Yesus dan akhirnya mereka dianggap hilang sebagai bagian anggota keluarga,

Hari ini Yesus bersabda: “Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagiku” (Mat 10:34-37b). Jika begitu, Yesus benar-benar membawa permusuhan dan pemisahan antara satu anggota keluarga dengan anggota keluarga yang lain. Mereka yang mau mengikuti Yesus atau yang menerima kebenaran Injil akan bertentangan dengan mereka yang menolak mengikuti Yesus dengan Injil-Nya. Seorang yang mau mengikuti Yesus akan meninggalkan saudara-saudaranya yang tidak sefaham dengan dia. Atau dengan kata lain, seorang yang ingin mengikuti Yesus harus “membenci” ayah ibu dan saudara-saudaranya. Itulah yang dimaksudkan Yesus dengan “membawa pedang”, yaitu kata-kata atau ajaran-ajaran-Nya dan juga tanda yang  menimbulkan perbantahan, seperti kata Simeon.

Mengikuti Yesus berarti bahwa seseorang harus lebih mencintai-Nya daripada ayah-ibu dan saudaranya. Tidak hanya itu saja, orang yang mengikuti Yesus harus mau meninggallan segala-galanya yang ada di dunia. Ia harus melepaskan diri dari keterikatannya pada hal-hal duniawi. Bukan berarti bahwa anggota keluarga dan hal-hal duniawi itu tidak penting, tetapi yang Yesus maksudkan ialah bahwa nilai-nilai Injil atau Yesus sendiri jauh lebih penting daripada semuanya. Setiap orang yang telah memutukan untuk menjadi pengikut Yesus, hendaklah seperti Santo Paulus yang berkata: “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia” (Galatia 6:14). Hanya orang-orang yang mau menyangkal diri dan mengorbankan hidupnya, akan menerima upah yang Yesus telah janjilkan, yaitu kehidupan kekal.

Renungan oleh Pak Chris Nugroho

Seksi Katekese PJGRR

 

 

You may also like...

Paroki Jagakarsa

Paroki Jagakarsa