Rosario, Mawar Mistik Sang Bunda

Setiap orang Katolik pasti mengenal doa Rosario. Doa Salam Maria yang didaraskan dengan bantuan rangkaian biji-biji rosario sejumlah 50 buah. Namun tak semua orang Katolik mengetahui sejarah panjang doa Rosario itu sendiri. Sejarah panjangnya tidak hanya melewati sekian banyak peristiwa dan cerita. Namun juga jatuh bangun perjalanan iman orang Kristen segala zaman.

Kata Rosario berasal dari bahasa latin , rosarium (dari akar kata Latin, rosa = bunga mawar), yang berarti karangan bunga mawar.Dalam Yes 11: 1 ” suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.” Tunas yaitu keturunan baru dari Isai dan Taruk itu melambangan Maria. Buah melambangkan Yesus yang lahir dari Maria.

Anna, Ibu Maria semula adalah wanita mandul, tetapi kemudian secara ajaib mengandung Maria. Maria seorang perawan yang secara ajaib melahirkan Yesus. Sehingga tak mengherankan Maria digambarkan sebagai Mawar yang ajaib. Lebih dalam lagi penjelasan mengenai Rosario diajarkan oleh Santo Louis de Montfort. Beliau menjelaskan bahwa mawar itu melambangkan Yesus dan Maria dalam kehidupan, kematian dan keabadian.

Daunnya adalah misteri kegembiraan, durinya adalah misteri sengsara, bunganya adalah misteri kemuliaan, kuncupnya adalah masa kanak-kanak Yesus dan Maria, kelopaknya yang terbuka adalah lambang penderitaan mereka. Mawar yang merekah melambangkan kemenanan serta kemuliaan Yesus dan Maria.

Ada 2 tradisi mengenai asal usul Doa Rosario ini.Versi pertama adalah pada awal abad 12, Bunda Maria menampakkan dirinya dan memberikan rosario pada Santo Dominikus pendiri Ordo Dominikan dan meminta Dominiskus untuk mewartakan rosario ini. Pada masa itu Santo Dominikus sedang berjuang melawan kaum bidaah Albigensian. Bunda Maria berjanji bahwa karya kerasulannya akan berhasil jika Dominikus dengan setia mendoakan dan mewartakan Doa Rosario ini.   Dalam sejarah akhirnya, Dominikus dan pengikutnya dari abad 12 sampai abad 14 berhasil ‘mematikan’ bidah Albigensian dengan jalan menggalakkan Doa Rosario dan merenungkan misteri-misteri penyelamatan. Bersama-sama dengan Ordo Kartusian (yang membagi doa salam maria dalam ‘sepuluh-sepuluhan’ dan menyisipkan doa Bapa Kami di antara tiap ‘perpuluhan”-nya) menerbitkan buku penuntun, berkhotbah tentang peranan doa rosari dan menggalakkan Persekutuan Rosario.

Santo-santo besar lainnya seperti Petrus Kanisius, Philipus Neri, Louis de Montfort, Beato de la Roche, hanya mengikuti jejak Santo Dominikus. Bisa dimaklumi sehingga akhirnya dunia menyakini bahwa Doa Rosario ini berasal dari Santo Dominiskus meskipun pada awal abad 5 pada masa Santo Benedictus, orang sudah mengenal untaian manik-manik untuk menghitung doa vocal yang didaraskan berulang-ulang.

Versi kedua, setelah mapan secara historis kemudian mulai mendapat dukungan dari lingkungan kepausan dan dimasukkan dalam bulla kepausan (surat resmi kepausan menyangkut ajaran Gereja yang harus diimani). Hal ini karena Gereja melihat Doa Rosario menjadi doa perang suci baik ketika Santo Dominikus berperang melawan kaum Albigensian dan kemenangan Armada Laut Kristen atas Turki di Lepanto Timur Tengah tanggal 7 Oktober 1571.

Perlu diketahui Armada Laut Turki dibawah pimpinan Halifasha adalah armada laut yang kuat dan sudah menghancurkan semua pelabuhan Katolik di Eropa – Armada Laut Kristen adalah gabungan dari Armada Laut Eropa dibawah pimpinan Don Yuan dari Austria yang tidak memiliki kekuatan yang berarti. Don Yuan dari Austria terkenal mempunyai devosi yang kuada pada Bunda Maria. Pertempuran ini seperti pertempuran Daud dan Goliath. Armada Laut Kristen ketika maju berperang setiap anggotanya memegang rosario di tangan kanan dan senjata di tangan kiri. Sementara itu, Paus Pius V menyerukan kepada setiap orang Katolik di Eropa bersatu berdoa Rosario.

Pada saat perang berkobar Persekutuan Rosario Roma sedang mengadakan pertemuan di gereja Minerva, markas besar Ordo Dominikas. Kala itu mereka mendaraskan rosario dengan intensi khusus yakni agar Gereja menang atas musuh-musuhnya. Sehingga Paus Clemens XI ( tahun 1667- 1669) kemudian menentukan hari Minggu pertama bulan Oktober sebagai Pesta Rosario Santa Perawan Maria untuk memperingati kemenangan di Lepanto.

Isi dokumen dalam bulla kepausan memberikan indulgensi bagi mereka yang berdoa rosario demi ujud yang tercantum dalam bulla tersebut. Dukungan kepausan ini memang tidak untuk mengukuhkan kebenaran mistik Santo Dominikus sebagai fakta sejarah tetapi lebih berupa dukungan untuk mengembangkan devosi kepada Bunda Maria. Tradisi ini memang pernah populer tapi secara historis kurang dikenal luas.

Versi kedua ini berpusat pada devosi kepada Yesus dan Maria yang muncul pada abad 12. Pada saat itu ada kerinduan dari Gereja mengikutsertakan rahib dan umat yang tidak mampu membaca menawarkan doa alternatif sebagai ganti mendaraskan 150 mazmur dalam ibadat harian. Karena itu sebagai pengganti mazmur mereka mendaraskan 150 doa bapa kami dengan mengunakan manik manik. Berkembangya devosi kepada Yesus dan Maria maka manik manik itu dipakai untuk mendoakan doa salam maria. Usaha ini sudah dirintis oleh Santo Petrus Damanianus (sekitar 1072).

Doa salam maria lahir dari proses yang panjang dan baru sempurna terbentuk pada abad ke 15. Doa ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah salam malaikat Gabriel kepada Maria, sekitar tahun 1260-an digabungkan denagn Pujian Elizabeth kepada Maria. Kata ‘YESUS’ sendiri baru ditambahkan pada abad ke 13. Bagian kedua ” Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin.” Bagian ini ditambahkan pada abad ke 15, sebagai hal yang logis berkenaan dengan ajaran MARIA SEBAGAI BUNDA ALLAH (THEOTOKOS) pada konsili Efesus tahun 431.

Konsili Vatikan II meneguhkan seluruh ajaran tradisional Gereja mengenai penghormatan Bunda Maria bukanlah suatu tindakan penyembahan kepada Bunda Maria, sebab penyembahan hanyalah untuk Allah dan Kristus. Gagasan pokok konsili mengenai penghormatan kepada Bunda Maria adalah iman yang benar dimana melalui iman itu kita dibawa kepada:
a. Pengakuan akan keunggulan Bunda Maria,
b. Penghormatan dan cinta kasih pada Bunda Maria,
c. Seruan dan usaha mencontoh teladan keutamaannya

“ Setiap orang bisa berdoa dengan caranya masing masing, akan tetapi tidak setiap orang mampu memaknai rangkaian kata kata atau kalimat yang diucapkan dalam doa tersebut. Ada yang suka berdoa dengan panjang lebar, namun ada juga yang lebih memilih doa-doa singkat, padat sederhana namun mudah dicerna ! “

Tuhan Memberkati
– inoe –

You may also like...

Paroki Jagakarsa

Paroki Jagakarsa