Surat Keluarga Januari 2016

Selamat Tahun Baru 2016 Dan Dibarui

 

Keluarga-keluarga yang diberkati Tuhan, memasuki tahun yang berangka lebih banyak berarti memasuki suatu pengalaman baru yang akan memperkaya kita dengan tawa, perjuangan, pertanyaan, kelegaan, dan persoalan baru. Kita ingin menghadapi semua itu dalam iman. Kita ingin agar tahun ini, seluruh keluarga semakin beriman dan mengalami “Allah yang menyertai” (bdk. Mat 1:23).

Kita tidak sedang berhadapan dengan tantangan baru, tantangan yang lama masih akan bersama kita dan menantang untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan. Proyek-proyek digital selalu makin canggih dan menggoda, sajian media masih akan membumbui hidup keluarga dengan alternatif informasi yang bisa membawa keluarga ke arah yang sulit diperkirakan. Ada yang baik, tetapi tidak sedikit yang membelokkan arah kita untuk hidup normal bersama keluarga.

Kadang-kadang ajakan untuk mendekati Tuhan menjadi suatu ancaman. Seorang Bapak mengatakan kepada saya, “Ikut Tuhan memang ideal, tetapi hidup jadi lebih sulit dan terbatas, mau apa-apa jadi nggak berani.” Saya merenung, apakah ini memang yang dipikirkan ketika orang mau beriman lebih dalam? Begitu dalamnyakan ketakutan kita di dunia ini, sehingga benarlah perkataan Yesus, “..lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.”

Orangtua yang dipenuhi impian impian kejayaan masa depan barangkali adalah orangtua yang paling terkenal saat ini. Orangtua yang mendorong anak-anaknya untuk les lebih banyak barangkali juga yang paling merasa bertanggungjawab sekarang ini. Tetapi sebenarnya yang paling dibutuhkan anak-anak adalah kedekatan dan bimbingan pribadi orangtua kepada anak-anaknya. Kita tidak bisa membiarkan anak-anak kita “dididik” terus oleh lingkungan dan media.

Banyak masalah dimulai dari keringnya relasi di dalam keluarga. Tetapi keluarga-keluarga yang menganggap makan bersama dan merayakan ekaristi bersama dapat dijamin berkurang permasalahannya. Kebersamaan itu meneguhkan. Kebersamaan membuat keluarga semakin imun/kebal pada serangan dari luar yang selalu tak terduga datangnya.

Saya sering mendengarkan sharing anak muda dan remaja dalam konseling. Pengalaman berteman dan pengalaman seksual yang dapat dikatakan tak wajar pun sering membuat saya kaget. Tetapi saya justru kuatir suatu ketika hal ini menjadi sesuatu yang “lumrah” karena dilakukan oleh banyak orang. Sangat menegangkan membaca kenakalan remaja dalam penggunaan narkoba.

Saya mendapat sharing dari seorang pria 20 tahun yang sudah 6 tahun merokok dan 4 tahun mengkonsumsi narkoba. Bayangkan, pada usia berapa ia mulai mencandunya! Kecanduan internet dan pornografi makin tidak terdeteksi juga, karena ini pelarian yang murah meriah tetapi mencandu dan merusak jiwa.

Masih amat banyak anak-anak yang sangat baik dan berprestasi. Anak-anak kita yang membanggakan juga banyak sekali. Gereja amat gembira menyaksikan keberhasilan remaja dan OMK yang berprestasi dan aktif dalam bidang-bidang kemanusiaan dan sosial. Kita sering melihat peran orangtua sangat mempengaruhi, paling tidak mereka menerapkan disiplin, hidup doa, atau hidup bersama yang baik.

Kepasutrian kita lah jawabannya! Baru saja kita melewati masa Natal. Masih terasa gema perayaan Natal dan pesta Keluarga Kudus. Yosef dan Maria selalu menjadi contoh nyata bagaimana menjadi orangtua yang bertanggungjawab. Mereka bukanlah orang-orang yang kuatir akan masa depan, karena meletakkan masa depan itu kepada Allah Bapa bersama Yesus dan dalam bimbingan Roh Kudus. Pesan singkat saya, baik-baiklah dengan pasangan Anda.

Hidup akan menjadi lebih ringan jika kita menurunkan ambisi. Buah buah Roh masih akan terus dibutuhkan selamanya, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kelemahlembutan, penguasaan diri, kasih, kemurahan, kebaikan dan kesetiaan (bdk. Gal.5:22). Menerapkannya adalah suatu hal yang mudah jika kita menempel pada Tuhan. Kita perlu lebih banyak berdoa, lebih aktif mengikuti perayaan ekaristi, lebih giat bekerja, dan lebih banyak bertemu keluarga.

Persiapkanlah hidup berkeluarga anak-anak kita. selama 2016 ini, Keuskupan Agung Jakarta masih akan membantu mempersiapkan calon menikah dengan lebih serius. DISCOVERY PROGRAM masih akan terus disebarluaskan, karena terbukti membantu mempersiapkan pasangan calon menikah. Setelah menjadi orangtua, kita masih terus perlu informasi terkini melalui persekutuan dalam Gereja, mulai dari lingkungan sampai keuskupan.

Mari terus mengerjakan keselamatan! Santo Paulus menginspirasi kita dengan seruan yang menyemangati, “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,..” (Flp.2:12).

Jangan menunggu besok, sebab esok akan ada ceritanya sendiri (Bdk. Mat.6:34). Kita buat yang terbaik untuk hari ini dan besok akan menjadi hadiah yang lebih indah buat kita dan keluarga. SELAMAT TAHUN BARU 2016. TUHAN MEMBERKATI KELUARGA KITA SEMUA.

Salam dan doa saya

Rm. Alexander Erwin MSF

You may also like...

Paroki Jagakarsa

Paroki Jagakarsa