BKSN Lingkungan Markus IV
Mengatasi Konflik Dalam Pilihan Politik
Tidak terasa pertemuan pendalaman Kitab Suci telah menginjak minggu ke-4 dalam Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) ini, September 2018. Umat warga Lingkungan Markus IV konsisten ramai berkumpul bergiliran membahas Kitab Suci dan berbagi pendapat serta pengalaman. Rata-rata jumlah kehadiran hampir sebanyak 30 orang pada setiap pertemuan.
Hari Minggu, 23 September 2018 adalah pertemuan ke-4. Pada pertemuan terakhir itu umat dipandu oleh Bp. Purwoko sebagai Fasilitator untuk mempelajari kisah politik Saul dan Daud yang diceritakan dalam kitab 1 Samuel.
Saul adalah Raja Israel yang pertama yang diurapi oleh Hakim Samuel. Tuhan telah memilih Saul menjadi raja namun Saul tidak percaya diri karena beraasl dari suku Benyamin yang terkecil. Saul juga tidak percaya kepada Tuhan. Ketika akhirnya Saul menjadi raja dengan penyertaan Tuhan pun, Saul tidak menaati perintah Tuhan hingga roh jahat menguasainya. Terlebih ketika Daud berhasil mengalahkan Goliat, orang Filistin, dan rakyat Israel lebih mengelu-elukan Daud daripada Saul, sejak itu Saul dengki kepada Daud dan ingin membunuhnya.
Adapun Daud adalah anak bungsu Isai, suku Yehuda di Bethlehem. Daud adalah penggembala kambing domba yang biasa menghajar singa dan beruang jika singa dan beruang menerkam seekor domba dari kawanan yang digembalakan Daud. Daud sangat percaya bahwa Tuhan yang telah melepaskannya dari cakar singa dan cakar beruang, demikian juga ketika Daud dapat mengalahkan raksasa Goliat. Sebelum Daud mengalahkan Goliat, Daud telah diurapi Hakim Samuel sebagai orang yang dipilih Tuhan. Setelah mengalahkan Goliat, Daud diangkat menjadi prajurit. Oleh karena Daud selalu berhasil ke mana juga Saul menyuruhnya maka ia diangkat menjadi kepala prajurit.
Kedengkian Saul selalu ingin membunuh Daud tidak pernah berhasil. Sebaliknya Daud mempunyai banyak peluang untuk membunuh Saul. Namun Daud sedikit pun tidak terhasut oleh pengikutnya untuk membunuh Saul, sebaliknya Daud menunjukkan keapada Saul dan pengikutnya bahwa ia tidak mempunyai niatan jahat untuk membunuh Saul. Daud selalu menuruti perintah Saul untuk maju berperang dan menang oleh karena penyertaan Tuhan.
Bercermin pada kisah politik Saul dan Daud yang terjadi lebih dari 3000 tahun yang lalu, Bp. Yoseph Madyo, salah satu peserta yang Ketua Wilayah dan Marinir pada jamannya, berpendapat bahwa dibandingkan dengan politik Saul dan Daud maka situasi politik jaman sekarang sulit dibaca. Pada jaman sekarang pasangan calon yang terlihat adalah 2 namun sebenarnya ada 3 dimana yang ke-3 ini yang tidak terlihat dan sulit dibaca. Oleh karena itu dalam menentukan sikap kita harus melihat realita/ kenyataan. Jauhkan dari sikap menghasut ataupun sikap berpihak yang terlalu berlebihan. Bersikap sewajarnya agar tidak terhanyut dalam arus yang mungkin tidak diketahui.
Dari sisi religiotas, umumnya peserta menyatakan pendapatnya bahwa Saul adalah cerminan pemimpin yang tidak baik karena tidak menyertakan Tuhan dalam tindakannya sedangkan Daud adalah pemimpin yang selalu menyertakan Tuhan. Saul digambarkan berwajah elok dan bertubuh perkasa yang pantas sebagai raja dalam pandangan manusia namun ternyata Daud yang lebih mungil berhasil menjadi pemimpin yang selalu mengalahkan musuh. Keduanya diurapi Tuhan namun Daud yang konsisten mengikuti dan percaya kepada Tuhan.
Pertemuan ke-4 yang berlangsung hangat selama 1,5 jam akhirnya ditutup dengan kesimpulan :
- Selalu menyertakan Tuhan dalam segala tindakan.
- Selalu mencari energi positip dari dunia sekitar.
- Berjiwa besar menerima kekurangan/kesalahan.
- Selalu berdasarkan pada realita.
- Tidak membalas hal yang jahat dengan hal yang jahat juga.
- Tidak mendendam.
- Selalu berkumpul untuk bersama mengenal firman Tuhan dan menaatinya.
Lagu “Kita Bhinneka Kita Indonesia” pun dinyanyikan merdu sebelum peserta meninggalkan rumah Kel. Bp. Purwoko dan kembali ke rumah masing-masing. Salam sampai jumpa lagi.
- Yosephine DMW/Markus 4